Home » » Kartun Sebagai Media Pembelajaran Matematika

Kartun Sebagai Media Pembelajaran Matematika

Selasa, 15 Mei 2012 | 16.23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sudah banyak tindakan yang dilakukan oleh seorang guru untuk memotivasi siswa-siswanya agar mereka giat dan senang dalam mengikuti pelajaran serta mendalami materi. Banyak cara yang ditempuh oleh guru untuk mendapatkan perhatian dan respon yang baik dari siswa. Berbagai media telah digunakan dalam proses pembelajaran, salah satu diantaranya adalah belajar dengan menggunakan Gambar-gambar lucu dan menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran. Tujuan digunakannya media dalam bentuk gambar adalah membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk dapat menerima pelajaran matematika dengan baik. Anggapan murid terhadap matematika adalah sulit dan membosankan. Apabila guru pengempu mata pelajaran matematika dalam mengajar kurang senyum, maka akan menambah bosan bagi siswa. Metode pengajaran yang diterapkan oleh guru biasanya berbentuk ceramah dan latihan soal, apabila dilakukan terus-menerus akan menjadikan siswa bosan dan tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

Metode pembelajaran dengan menggunakan kartun dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran matematika. Banyak orang suka dengan kartun baik bagi siswa SD, SMP, bahkan remaja terkadang masih banyak yang menyukai kartun. Dengan kata lain bahwa kartun merupakan salah satu media belajar matematika yang menghibur. Dengan melibatkan gambar-gambar kartun dalam pembelajaran diharapkan siswa menyukai materi pelajaran dan memahami materi, sehingga siswa dapat menerima pelajaran yang dipelajarinya.

1.2 Rumusan Masalah

a) Apakah yang disebut gambar-gambar kartun?

b) Jenis-jenis kartun apa sajakah yang digunakan dalam media pembelajaran matematika?

c) Bagaimana penerapan kartun dalam pembelajaran matematika?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang disalin untuk mempengaruhi opini masyarakat. Kartun sebagai alat bantu mempunyai peran penting dalam pembelajaran, terutama untuk menjelaskan rangkaian isi, bahan dalam suatu urutan logis atau mengandung makna.

Kekuatan kartun untuk mempengaruhi pikiran siswa terletak pada kekompakannya, penyederhanaan isinya, dan perhatian sungguh-sungguh yang dapat dibangkitkan secara tajam melalui gambar-gambar yang mengandung humor. Kartun merupakan sumber informasi yang dapat dicerna melalui visual yang kuat. Banyak orang yang mengandalkan kartun guna memperoleh informasi dari objek yang diinginkan, dari pada harus membaca atau mendengarkan.

2.2 Jenis-jenis Kartun

Terdapat banyak contoh kartun dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya yaitu :

a) Kartun Sosial

Kartun Sosial adalah contoh katun yang dalam penggunaanya digunakan untuk menentang atau menjatuhkan oknum atau golongan yang berbeda pendapat. Biasanya kartun sosial banyak dijumpai di kota-kota besar yang kehidupan masyarakatnya kompleks.

b) Kartun Psikologi

Kartun Psikologi adalah kartun yang digunakan untuk menyindir individu melalui kelemahan-kelamahannya. Kartun ini sering dijumpai disetiap sudut jalan bahkan di sekolah.

c) Kartun Humor

Biasanya kartun ini kita jumpai pada acara televisi, koran, majalah, dan media informasi lainnya yang bersifat menghibur.

d) Kartun Informasi

Kartun informasi adalah kartun yang berisi ajakan, hibauan, informasi, slogan, peringatan, dan perintah.

2.3 Penggunaan Kartun

Kartun dalam pendidikan digunakan sesuai tingkat pendidikan serta media pembelajaran yang digunakan. Alasan seorang guru menggunakan kartun dalam media pembelajaran matematika karena arti kartun telah banyak dimengerti oleh siswa. Contoh : kartun melalui bantuan luar negeri dalam perang, akan lebih dimengerti oleh siswa sehingga siswa dapat memberikan tanggapan atau usulan tentang apa yang akan dilakukan. Dalam contoh lain sebuah katun humor dapat memberikan imajinasi tersendiri bagi siswa untuk memahami informasi yang terkandung didalamnya. Jadi kartun memberikan dampak emosional, sehingga siswa dapat memberikan respon terhapat informasi yang diberikan.

Penelitian Schaffer mengenai penafsiran anak-anak terhadap kartun-kartun sosial politih mengungkapkan bahwa, pada umunya anak mulai belajar memahami kartun-kartun pada usia tiga belas tahun. Namun dalam hal ini, kurangnya latar belakang yang memadai dalam memberikan arti yang tepat pada kata-kata yang digunakan menjadi penyebab utama dari kesalahan penafsiran kartun.

Penggunaan kartun untuk memotivasi siswa sesuai dengan sifat kartun yang efektif dan menarik perhatian siswa. Penggunaan kartun dalam media pembelajaran menumbuhkan minat belajar dan usaha untuk mengerti tentang apa yang dipelajari oleh siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa kartun bisa menjadi sarana dalam pembelajaran guna memotivasi siswa agar dapat berfikir efektif dan efisien. Kartun-kartun yang sesuai dalam materi yang diambil akan menumbuhkan minat, bakat, dan menggali kemampuan siswa untuk memahami dan menguasai materi yang diajarkan oleh guru.

Kartun-kartun yang digunakan dalam pembelajaran matematika akan dipresentasikan oleh guru. Siswa akan memperhatikan materi yang diberikan oleh guru sejalan dengan alur cerita kartun. Proses awal dari penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika adalah menarik siswa untuk memperhatikan pelajaran yang disajikan oleh guru. Proses selanjutnya adalah memasukkan materi kedalam fikiran siswa melalui kartun. Setelah proses tersebut tercapai maka kartun berfungsi sebagai media pengingat tentang apa yang telah diajarkan oleh guru. Jika proses-proses tersebut telah terlaksana dengan baik, maka siswa akan mengingat materi pelajaran ketika teringat kartun yang telah dilihatnya pada proses pembelajaran matematika.

Untuk lebih efektif dan disenangi oleh siswa, maka guru sebisa mungkin menciptakan sussana nyaman dan menghibur. Jika siswa sudah agak lelah dengan pembelajaran materi, maka guru harus memberhentikan pelajaran dan mengalihkan perhatian pada gambar kartun yang dijadikan media pembelajaran matematika. Contohnya, guru mengajak siswa untuk membangun inspirasi dengan memilih gambar karakter atau bentuk kartun yang mereka sukai dan menyuruh siswa untuk memakai kartun yang mereka pilih dengan karakter-karakternya masing-masing. Setelah itu ajarkan siswa untuk membuat gambaran-gambaran yang fungsinya sebagai pengembangan bakat dan minat mereka masing-masing.

Hal-hal diatas bertujuan untuk memotifasi kembali semangat siswa yang merasa agak jenuh karena lelah mengikuti materi pelajaran. Setelah semangat siswa bangkit kembali, maka guru dapat melanjutkan materi pelajaran tersebut. Seorang guru melaporkan hasil efektif dari penggunaan kartun-kartun dalam menggambarkan konsep penerapan dalam mata pelajaran matematika. Sebagian dipakai untuk mengemukakan beberapa pertanyaan tentang ada tidaknya bentuk karaktwer yang dapat digambarkan dalam bentuk kartun. Sebagian lagi menggambarkan kesalahan-kesalahan dalam menafsirkan isi yang terkandung dalam kartun. Ini berarti kartun dapat digunakan sebagai ilustrasi dalam kegiatan pengajaran. Namun demikian, guru perlu selektif dalam memilih kartun untuk menjaga reaksi siswa yang berlebih diantara siswa agar tidak kehilangan perhatian terhadap bagian terinci yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran Penggunaan Kartun dalam Soal-soal Matematika.

Contoh penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika antara lain:

a) Kartun digunakan dalam pemahaman konsep berhitung.

b) Kartun digunakan sebagai media abstraksi pada materi penjumlahan dan pengurangan matematika.

c) Kartun digunakan sebagai media dalam memahami soal cerita.

d) Kartun digunakan sebagai penarik perhatian dalm proses pembelajaran matematika.

e) Kartun digunakan sebagai pengingat materi yang diberikan pada proses belajar mengajar.

f) Kartun digunakan sebagai media abstraksi pada permasalahan matematika.

2.4 Kelebihan Kartun dalam Pembelajaran Matematika

Adapun kelebihan dari penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika antara lain:

a) Kartun dapat menarik perhatian siswa sehingga materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan baik.

b) Kartun dijadikan abstraksi dalam pembelajaran matematika. Siswa dapat memahami materi lebih baik karena imajinasi siswa terpancing saat melihat kartun yang berisi materi matematika.

c) Kartun memberikan dampak pengiring positif pada siswa berupa ingatan tentang materi yang diajarkan pada proses pembelajaran.

d) Kartun dapat menghilangkan kejenuhan dalam belajar matematika.

2.5 Kekurangan Kartun dalam Pembelajaran Matematika

Setiap media pembelajaran tentunya mempunyai kelemahan, adapun kelemahan dalam penggunaan kartun dalam pembelajaran matematika adalah:

a) Perlu adanya pengawasan lebih pada saat terjadi proses pembelajaran matematika, karena siswa dapat hanya bermain dengan kartun dan tidak memperhatikan pelajaran.

b) Pemilihan kartun yang sesuai dengan materi sangat menentukan berhasilnya proses pembelajaran. Hal ini membuat guru membutuhkan waktu lebih lama dalam mempersiapkan bahan ajar yang akan diberikan.

c) Membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada pross pembelajaran konvensional.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian materi yang telah dibahas maka dapat diperoleh suatu kesimpulkan sebagai berikut:

a) Kartun merupakan abstraksi dari aktifitas individu atau golongan yang berbentuk gambar

b) Kartun dapat dijadikan media informasi berupa perintah, himbauan, ajakan, peringatan, larangan, bahkan dapat diijadikan informasi dalam pembelajaran matematika

c) Kartun sebagai media pembelajaran belum dapat digunakan sepenuhnya karena belum lazim dan membutuhkan waktu yang lebih dari belajar konvensional

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, Nana and Ahmad Rivai. 2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Simanjuntak, Lisnawaty, dkk. 1993. Metode Mengajar Matematika jilid II. Jakarta: Rineka Cipta.


2 komentar: