Home » » Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Rabu, 09 Januari 2013 | 10.38


Model Reciprocal Teaching dikembangkan oleh Anne Marie Palinsor dari Universitas Michigan dan Anne Crown dari Universitas Illinois USA. Pembelajaran berbalik atau Reciprocal Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan siswa mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain (Suyitno, 2001: 68). Dalam proses pembelajaran di sekolah, model Reciprocal Teaching mempunyai beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a.       Karakteristik model Reciprocal Teaching
Model Reciprocal Teaching mempunyai tiga karakteristik yaitu :
1)      Dialog antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat kesempatan dalam memimpin diskusi.
2)      Reciprocal artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lain.
3)      Dialog yang terstruktur dengan menggunakan 4 strategi yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.



b.      Strategi model Reciprocal Teaching
Strategi pemahaman mandiri yang spesifik pada pembelajaran berbalik, yang diajarkan kepada para siswa menurut Ann Brown (1982) dalam Suyitno (2001: 68) adalah sebagai berikut :
1)      Siswa mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum atau meringkas materi tersebut.
2)      Siswa membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diringkasnya. Pertanyaan ini diharapkan mampu mengungkap penguasaan antar materi yang bersangkutan.
3)      Siswa mampu menjelaskan kembali isi materi tersebut kepada pihak lain.
4)      Siswa dapat memprediksi kemungkinan terhadap pengembangan- pengembangan materi yang dipelajari saat itu. Tetapi di lain pihak, guru tetap memberikan dukungan, umpan balik dan rangsangan ketika siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri.
Menurut Palinscar dan Brown dalam http://agungprudent. Wordpress.com/2009/06/05/ untuk menerapkan model Reciprocal Teaching, siswa sebaiknya dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang heterogen. Siswa diberi kesempatan yang sama untuk berlatih menggunakan keempat strategi dan menerima umpan balik dari anggota kelompok lain. Guru sebagai fasilitator berperan aktif dalam membimbing dan membantu siswa agar lebih pandai menggunakan strategi tersebut.
c.       Kekuatan–kekuatan model Reciprocal Teaching
Kekuatan–kekuatan dalam model Reciprocal Teaching ini adalah :  
1)      Melatih kemampuan siswa belajar mandiri, sehingga siswa dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan.
2)      Melatih siswa untuk menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada pihak lain. Dengan demikian, penerapan pembelajaran ini dapat dipakai untuk melatih siswa berani tampil.
3)      Mempertinggi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
d.      Teori belajar yang mendukung Reciprocal Teaching
Model Reciprocal Teaching mengutamakan peran aktif siswa dalam pembelajaran untuk membangun proses berfikir siswa sehingga siswa dapat lebih kreatif. Pengajaran terbalik merupakan satu pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi–strategi belajar. Hal ini sejalan dengan prinsip dasar konstruktivisme. Menurut Supomo (Nuryani, 2003: 22) dalam http://agungprudent. Wordpress. com/2009/06/05/ prinsip konstruktivisme adalah sebagai berikut:
1)      Menyediakan pengalaman belajar siswa dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.
2)      Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
3)      Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan pengalaman konkret misalnya untuk memahami suatu konsep tujuan instruksional khusus melalui kegiatan kehidupan sehari-hari.
4)      Mengintegrasikan suatu pembelajaran–pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya interaksi dan kerjasama seseorang dengan orang lain atau seseorang dengan lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, interaksi dan kerjasama antara guru dan siswa.
5)      Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga tujuan instruksional khusus dapat menjadi menarik dan siswa rajin belajar. (http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/05/model-pembelajaran-reciprocal-teaching/)
Dengan adanya prinsip konstruktivisme tersebut, akan menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran di sekolah sehingga model Reciprocal Teaching dapat diterapkan dalam proses pengajaran secara optimal.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses aktif siswa yang sedang belajar untuk membangun pengetahuannya sendiri dan guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk menyediakan suasana belajar yang mendukung proses konstruksi pengetahuan siswa. Berdasarkan pandangan konstruktivisme untuk lebih mengoptimalkan model  Reciprocal Teaching, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Sehingga diharapkan belajar kelompok dapat meningkatkan pengetahuan siswa dan menjadikan belajar itu menjadi sesuatu yang menyenangkan serta dengan diterapkannya model Reciprocal teaching dengan cara pembagian kelompok diharapkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa.
Untuk mendukung keberhasilan proses belajar mengajar dengan model Reciprocal Teaching maka diperlukan suatu media pembelajaran yang sesuai, media yang memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu guru dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran tersebut.

2 komentar: