Model Reciprocal
Teaching dikembangkan oleh Anne Marie Palinsor dari Universitas
Michigan dan Anne Crown dari Universitas Illinois USA. Pembelajaran berbalik atau
Reciprocal Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang
memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar
mandiri dan siswa mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain (Suyitno, 2001:
68). Dalam proses pembelajaran di sekolah, model Reciprocal Teaching
mempunyai beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a.
Karakteristik
model Reciprocal Teaching
Model Reciprocal
Teaching mempunyai tiga karakteristik yaitu :
1)
Dialog
antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat kesempatan dalam memimpin
diskusi.
2)
Reciprocal
artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lain.
3)
Dialog
yang terstruktur dengan menggunakan 4 strategi yaitu merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi.
b.
Strategi
model Reciprocal Teaching
Strategi pemahaman mandiri
yang spesifik pada pembelajaran berbalik, yang diajarkan kepada para siswa menurut
Ann Brown (1982) dalam Suyitno (2001: 68) adalah sebagai berikut :
1)
Siswa
mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum
atau meringkas materi tersebut.
2)
Siswa
membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diringkasnya. Pertanyaan
ini diharapkan mampu mengungkap penguasaan antar materi yang bersangkutan.
3)
Siswa
mampu menjelaskan kembali isi materi tersebut kepada pihak lain.
4)
Siswa dapat
memprediksi kemungkinan terhadap pengembangan- pengembangan materi yang
dipelajari saat itu. Tetapi di lain pihak, guru tetap memberikan dukungan,
umpan balik dan rangsangan ketika siswa mempelajari materi tersebut secara
mandiri.
Menurut
Palinscar dan Brown dalam http://agungprudent. Wordpress.com/2009/06/05/ untuk
menerapkan model Reciprocal Teaching, siswa sebaiknya dikelompokkan ke
dalam kelompok kecil yang heterogen. Siswa diberi kesempatan yang sama untuk
berlatih menggunakan keempat strategi dan menerima umpan balik dari anggota
kelompok lain. Guru sebagai fasilitator berperan aktif dalam membimbing dan
membantu siswa agar lebih pandai menggunakan strategi tersebut.
c.
Kekuatan–kekuatan
model Reciprocal Teaching
Kekuatan–kekuatan dalam
model Reciprocal Teaching ini adalah :
1)
Melatih
kemampuan siswa belajar mandiri, sehingga siswa dalam belajar mandiri dapat
ditingkatkan.
2)
Melatih
siswa untuk menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada pihak lain.
Dengan demikian, penerapan pembelajaran ini dapat dipakai untuk melatih siswa
berani tampil.
3)
Mempertinggi
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
d.
Teori
belajar yang mendukung Reciprocal Teaching
Model Reciprocal Teaching
mengutamakan peran aktif siswa dalam pembelajaran untuk membangun proses
berfikir siswa sehingga siswa dapat lebih kreatif. Pengajaran terbalik merupakan
satu pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi–strategi belajar. Hal
ini sejalan dengan prinsip dasar konstruktivisme. Menurut Supomo (Nuryani,
2003: 22) dalam http://agungprudent. Wordpress. com/2009/06/05/ prinsip
konstruktivisme adalah sebagai berikut:
1)
Menyediakan
pengalaman belajar siswa dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.
2)
Menyediakan
berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang
sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
3)
Mengintegrasikan
pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan
pengalaman konkret misalnya untuk memahami suatu konsep tujuan instruksional
khusus melalui kegiatan kehidupan sehari-hari.
4)
Mengintegrasikan
suatu pembelajaran–pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya interaksi dan
kerjasama seseorang dengan orang lain atau seseorang dengan lingkungannya,
misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, interaksi dan kerjasama antara guru
dan siswa.
5)
Memanfaatkan
berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran
menjadi lebih efektif. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga
tujuan instruksional khusus dapat menjadi menarik dan siswa rajin belajar. (http://agungprudent.wordpress.com/2009/06/05/model-pembelajaran-reciprocal-teaching/)
Dengan adanya
prinsip konstruktivisme tersebut, akan menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih
aktif dan kreatif dalam pembelajaran di sekolah sehingga model Reciprocal
Teaching dapat diterapkan dalam proses pengajaran secara optimal.
Proses
pembelajaran merupakan suatu proses aktif siswa yang sedang belajar untuk
membangun pengetahuannya sendiri dan guru hanya berperan sebagai fasilitator
untuk menyediakan suasana belajar yang mendukung proses konstruksi pengetahuan
siswa. Berdasarkan pandangan konstruktivisme untuk lebih mengoptimalkan
model Reciprocal Teaching, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.
Sehingga diharapkan belajar kelompok dapat meningkatkan pengetahuan siswa dan
menjadikan belajar itu menjadi sesuatu yang menyenangkan serta dengan
diterapkannya model Reciprocal teaching dengan cara pembagian kelompok
diharapkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kemampuan berpikir
kreatif siswa.
Untuk
mendukung keberhasilan proses belajar mengajar dengan model Reciprocal
Teaching maka diperlukan suatu media pembelajaran yang sesuai, media yang
memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran
media tidak saja membantu guru dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi
memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran tersebut.
:a
BalasHapusada buku nya gak yang berhubungan dengan metode itu?
BalasHapus